Saturday 18 May 2013

20 Mahasiswa Riau Mengikuti Pelatihan Tajaan BAKESBANGPOL DKI Jakarta

Sekitar 20-an mahasiswa asal provinsi Riau mengikuti Pelatihan yang diadakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Provinsi DKI Jakarta yang berlangsung pada tanggal 16-18 Mei 2013 di hotel Ever Green Village Cisarua, Bogor.

Pelatihan ini sendiri mengangkat tema “Peran Generasi Muda Suku/Etnis Dalam Memperkokoh NKRI”. Pelatihan ini diikuti oleh kurang lebih 150 pemuda dan pemudi yang tergabung dalam berbagai macam latar belakang organisasi dan perkumpulan primordial, seperti dari Front Betawi Rempug (FBR), Pemuda Sunda Bogor, Pemuda dari Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ), Perkumpulan Pemuda Solo, Bima, Bangka, Surabaya, dan lain-lain.

Dalam sambutannya ketika membuka acara, Ketua BAKESBANGPOL Provinsi DKI Jakarta, bapak Zainal Musappa menyampaikan bahwa sebagai provinsi yang merupakan ibukota negara, provinsi DKI Jakarta dihuni oleh berbagai macam suku, etnis, dan agama. Hal ini tentu sangat rentan terjadi konflik dan perpecahan, sehingga sangat perlu untuk mensosialisasikan persatuan dan kesatuan melalui pelatihan-pelatihan seperti ini. dengan harapan, pelatihan ini dapat menyadarkan generasi muda betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI sehingga dapat meminimalisir konflik dan perpecahan yang sangat rentan terjadi di DKI Jakarta.

Pelatihan ini sendiri diisi dengan materi-materi tentang persatuan dan kesatuan bangsa yang disampaikan oleh 6 orang Pemateri yang sangat bagus untuk menanamkan kembali serta memupuk jiwa persatuan dan kesatuan pemuda dan pemudi dalam bingkai NKRI.

Salah satu pemateri dalam pelatihan ini, DR. Doddy Susanto yang merupakan Ketua Yayasan Permata Bangsa menyampaikan bahwa dalam era globalisasi saat ini sangat mengedapankan iklim kompetisi. Dimana orang yang kaya akan semakin kaya sementara yang miskin akan semakin terpinggirkan. Kondisi iklim bangsa seperti ini tentu sangat jauh dari sikap dan jiwa toleransi dalam bermasyarakat yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.

Dengan kondisi era globalisasi semacam ini akan menyebabkan terjadinya pengkotakan-pengkotakan suku, etnis, dan kelompok dalam bangsa Indonesia. Fakta yang terjadi saat ini memang membuktikan mulai ada perpecahan dan pengkotakan kelompok-kelompok tertentu yang menonjolkan ego dan keinginan masing-masing. Jika kondisi seperti ini terus berlanjut dan dibiarkan, tentu akan mudah terjadi perpecahan yang akan mengakibatkan perselisihan dan tindakan anarkis dan berujung pada disintegrasi Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, bagi bangsa Indonesia yang mempunyai heterogenitas yang demikian kompleks dengan potensi perpecahan yang tinggi, mengharuskan setiap langkah bangsa diarahkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan serta memperkokoh komitmen bangsa dengan memandang bahwa keanekaragaman ras, suku, agama, dan kelompok kedaerahan merupakan khasanah budaya bangsa yang bisa menjadi poin utama dalam unsur pemersatu bangsa.

Dr. Susi Setiowaty, dalam pemaparannya tentang Peningkatan Sikap Toleransi Bagi Generasi Muda Dalam Mengeliminir Konflik Sosial Ditengah Masyarakat Plural, menyebutkan bahwa pengukuhan terhadap nilai-nilai dasar nasionalisme yang telah dibentuk sejak kemerdekaan, yakni kecintaan terhadap pluralisme bangsa, solidaritas dan persatuan merupakan hal yang paling esensial untuk dikembangkan dalam upaya mencegah disintegrasi bangsa ini.

Perwakilan mahasiswa Riau yang mengikuti pelatihan ini sangat antusias mendengarkan semua materi yang disampaikan. “Kami berharap pelatihan semacam ini juga ditaja oleh Pemerintah Provinsi Riau, karena letak geografis Riau yang strategis serta majemuknya masyarakat Riau saat ini tentu sangat rawan terjadi perselisihan antar etnis dan kelompok. Sehingga perlu diadakan juga kepada generasi muda Riau agar selalu tercipta persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI”.***


*Oleh Ihsan Bandruni, Dimuat dalam Portal Berita Riau Terkini Edisi Ahad, 19 Mei 2013

0 komentar:

Post a Comment