Sekitar
20-an mahasiswa asal provinsi Riau mengikuti Pelatihan yang diadakan
oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (BAKESBANGPOL) Provinsi DKI
Jakarta yang berlangsung pada tanggal 16-18 Mei 2013 di hotel Ever Green
Village Cisarua, Bogor.
Pelatihan ini sendiri mengangkat tema “Peran Generasi Muda Suku/Etnis
Dalam Memperkokoh NKRI”. Pelatihan ini diikuti oleh kurang lebih 150
pemuda dan pemudi yang tergabung dalam berbagai macam latar belakang
organisasi dan perkumpulan primordial, seperti dari Front Betawi Rempug
(FBR), Pemuda Sunda Bogor, Pemuda dari Persatuan Masyarakat Riau Jakarta
(PMRJ), Perkumpulan Pemuda Solo, Bima, Bangka, Surabaya, dan lain-lain.
Dalam sambutannya ketika membuka acara, Ketua BAKESBANGPOL Provinsi DKI
Jakarta, bapak Zainal Musappa menyampaikan bahwa sebagai provinsi yang
merupakan ibukota negara, provinsi DKI Jakarta dihuni oleh berbagai
macam suku, etnis, dan agama. Hal ini tentu sangat rentan terjadi
konflik dan perpecahan, sehingga sangat perlu untuk mensosialisasikan
persatuan dan kesatuan melalui pelatihan-pelatihan seperti ini. dengan
harapan, pelatihan ini dapat menyadarkan generasi muda betapa pentingnya
persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI sehingga dapat meminimalisir
konflik dan perpecahan yang sangat rentan terjadi di DKI Jakarta.
Pelatihan ini sendiri diisi dengan materi-materi tentang persatuan dan
kesatuan bangsa yang disampaikan oleh 6 orang Pemateri yang sangat bagus
untuk menanamkan kembali serta memupuk jiwa persatuan dan kesatuan
pemuda dan pemudi dalam bingkai NKRI.
Salah satu pemateri dalam pelatihan ini, DR. Doddy Susanto yang
merupakan Ketua Yayasan Permata Bangsa menyampaikan bahwa dalam era
globalisasi saat ini sangat mengedapankan iklim kompetisi. Dimana orang
yang kaya akan semakin kaya sementara yang miskin akan semakin
terpinggirkan. Kondisi iklim bangsa seperti ini tentu sangat jauh dari
sikap dan jiwa toleransi dalam bermasyarakat yang merupakan ciri khas
Bangsa Indonesia.
Dengan kondisi era globalisasi semacam ini akan menyebabkan terjadinya
pengkotakan-pengkotakan suku, etnis, dan kelompok dalam bangsa
Indonesia. Fakta yang terjadi saat ini memang membuktikan mulai ada
perpecahan dan pengkotakan kelompok-kelompok tertentu yang menonjolkan
ego dan keinginan masing-masing. Jika kondisi seperti ini terus
berlanjut dan dibiarkan, tentu akan mudah terjadi perpecahan yang akan
mengakibatkan perselisihan dan tindakan anarkis dan berujung pada
disintegrasi Bangsa Indonesia.
Oleh karena itu, bagi bangsa Indonesia yang mempunyai heterogenitas yang
demikian kompleks dengan potensi perpecahan yang tinggi, mengharuskan
setiap langkah bangsa diarahkan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan
serta memperkokoh komitmen bangsa dengan memandang bahwa keanekaragaman
ras, suku, agama, dan kelompok kedaerahan merupakan khasanah budaya
bangsa yang bisa menjadi poin utama dalam unsur pemersatu bangsa.
Dr. Susi Setiowaty, dalam pemaparannya tentang Peningkatan Sikap
Toleransi Bagi Generasi Muda Dalam Mengeliminir Konflik Sosial Ditengah
Masyarakat Plural, menyebutkan bahwa pengukuhan terhadap nilai-nilai
dasar nasionalisme yang telah dibentuk sejak kemerdekaan, yakni
kecintaan terhadap pluralisme bangsa, solidaritas dan persatuan
merupakan hal yang paling esensial untuk dikembangkan dalam upaya
mencegah disintegrasi bangsa ini.
Perwakilan mahasiswa Riau yang mengikuti pelatihan ini sangat antusias
mendengarkan semua materi yang disampaikan. “Kami berharap pelatihan
semacam ini juga ditaja oleh Pemerintah Provinsi Riau, karena letak
geografis Riau yang strategis serta majemuknya masyarakat Riau saat ini
tentu sangat rawan terjadi perselisihan antar etnis dan kelompok.
Sehingga perlu diadakan juga kepada generasi muda Riau agar selalu
tercipta persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI”.***
*Oleh Ihsan Bandruni, Dimuat dalam Portal Berita Riau Terkini Edisi Ahad, 19 Mei 2013
0 komentar:
Post a Comment